Minggu, 11 September 2011

Menunggu

Gambar disini
Nilai umur pada hakikatnya hanyalah menunggu. Menunggu adalah pekerjaan yang paling berat, apalagi menunggu dibawah terik matahari, sementara yang ditunggu tidak pernah muncul.
Dimana-mana hampir seluruh kegiatan manusia pada hakekatnya adalah menunggu. Bangun pagi menunggu sarapan, menuju pekerjaan menunggu taksi, selesai pekerjaan menunggu pulang, pegawai bawahan menunggu naik pangkat, pegawai atasan menunggu pensiun, orang kaya menunggu bertambah kaya, orang miskin menunggu ada bantuan, orang sengsara menunggu ada kesempatan.

Anak bayi menunggu balita, orang dewasa menunggu dikawinkan, orang tua menunggu mati dan begitu seterusnya. Pagi menunggu siang, siang menunggu malam, hari menunggu minggu, bulan menunggu tahun dan akhirnya HIDUP MENUNGGU MATI.

Kemana pun manusia, pasti yang mereka tunggu adalah kematian. Tidak akan ditemukan orang yang hidup abadi dan tidak akan didapati orang yang tidak pernah mati. Silakan mencari obat segala penyakit, tapi pasti tidak akan menyembuhkan penyakit mati.

Hari Mahsyar adalah hari menunggu yang paling menakutkan dan paling sengsara. Belum pernah ada kesengsaraan seperti hari ini. Lebih sengsara daripada menunggu di atap rumah karena banjir, lebih ngeri dari pada menunggu di tepi sungai lahar, lebih dahsyat daripada menunggu ditengah padang pasir yang tandus, lebih ganas daripada menunggu dibawah terik matahari dunia. Bukan menunggu saat istirahat bagi yang telah kepayahan berhari-hari. Bukan menunggu perawatan bagi yang sakit, melainkan menunggu keputusan terakhir apakah diampuni atau tidak. Apakah celaka atau bahagia. Apakah dimasukkan ke dalam surga atau dicampakan ke dalam neraka.

Bagaimana perasaan kita jika saat itu kita diputuskan masuk ke dalam neraka…? 

Sungguh dahsyat dan mengerikan hari itu, semua manusia, semua pembesar, semua raja, semua pemimpin, tiada satupun yang luput dari pemeriksaan “Makamah Maha Agung, Allah swt.”

Semua para hakim disana akan diadili, semua jaksa akan dituntut. Semua kesalahan akan terbuka, semua pengkhianatan akan dibalas dan semua penyelewengan akan dituntut.

Hari itu, semua presiden, akan diadili, semua pembesar akan dituntut, semua tunduk ketakutan menunggu keputusan Mahkamah yang maha Tinggi, Allah swt.

Semua orang tidak melihat ke kanan kiri. Ayah tidak lagi memperhatikan anaknya, saudara tidak lagi peduli saudaranya, suami tidak lagi menghiraukan istrinya, anak tidak lagi menghiraukan ibunya.

Sungguh, hari itu semua orang tidak lagi memperdulikan sekitarnya, masing-masing dengan keluhannya sendiri-sendiri.

Sungguh suatu perjalanan yang harus kita pikirkan matang-matang dari sejak sekarang. Perjalanan yang sepatutnya tidak boleh tidak dilupakan orang sedetik pun. Perjalanan panjang yang mengerikan, perjalanan panjang yang penuh teriakan, jeritan dan raungan yang memilukan, tapi tidak dipedulikan. Perjalanan yang penuh dengan resiko dalam kesendirian, perjalanan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Bukan perjalanan sejuta kilometer, bukan perjalanan hidup sejuta abad, melainkan perjalanan abadi yang tidak berkesudahan, didalam kesenangan yang sempurna atau dalam siksa yang tiada tertanggungkan.

Alangkah sengsaranya dan betapa menyesalnya kalau abadi dalam penderitaan api jahanam yang membara.

Segeralah kejar keampunan Tuhan-mu, sebelum datang hari yang dahsyat itu, segeralah sujud kepada-Nya, sebelum datang hari penyesalan yang menakutkan itu. Segeralah bertaubat atas dosa yang telah engkau lakukan, sebelum datang hari di mana tidak diterima lagi alasan orang-orang yang zhalim.

Semoga kita semua selamat dari neraka-Nya dan masuk syurga tanpa hisab, dan semoga kita selalu dan selalu berusaha dengan segenap tenaga yang tersisa untuk menjadi orang-orang yang bertobat atas kesalahan kita dan menjadikan maksud dan tujuan hidup kita seperti Rasulullah dan para sahabatnya. Dan semoga Allah pertemukan kita semua dalam jannah bersama kekasih dan junjungan kita Rasulullah saw. Amien.. Amien…Amien…


Buku "Menuju Perjalanan Abadi" karya H. Husein Usman Kambayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar